Teori Kepemimpinan
1. Teori atau Model Kontingensi
Teori atau model kontingensi (Fiedler, 1967) sering
disebut teori situasional karena teori ini mengemukakan
kepemimpinan yang tergantung pada situasi. Model atau
teori kontingensi Fiedler melihat bahwa kelompok
efektif tergantung pada kecocokan antara gaya
pemimpin yang berinteraksi dengan subordinatnya
sehingga situasi menjadi pengendali dan berpengaruh
terhadap pemimpin.
2. Leader-Participation Model
Leader-Participation Model ditulis oleh Vroom dan
Yetton (1973). Model ini melihat teori kepemimpinan
yang menyediakan seperangkat peraturan untuk
menetapkan bentuk dan jumlah peserta pengambil
keputusan dalam berbagai keadaan. Teori Yetton dan
Vroom mengemukakan bahwa kepuasan dan prestasi
disebabkan oleh perilaku bawahan yang pada gilirannya
dipengaruhi oleh perilaku atasan, karakteristik bawahan,
dan faktor lingkungan.
3. Path-Goal Theory atau Model Arah Tujuan.
Path-Goal Theory atau model arah tujuan ditulis oleh
House (1971) menjelaskan kepemimpinan sebagai
keefektifan pemimpin yang tergantung dari bagaimana
pemimpin memberi pengarahan, motivasi, dan bantuan
untuk pencapaian tujuan para pengikutnya.
Sumber : http://id.shvoong.com/business-management/management/2134393-teori-atau-model-kontingensi-dan/
CONTOH KASUS :
INILAH.COM, Stockholm - Produsen telepon
selular, Sony Ericsson mengatakan akan
mengurangi 2.000 lebih karyawannya setelah
menderita kerugian US$ 384 juta dalam
kuartal pertama tahun ini. Grup usaha yang telah mengalami kerugian di
kuartal ketiga dan keempat tahun lalu itu telah
mengeluarkan peringatan pada Maret.
Perusahaan itu mengatakan kondisi keuangan
kuartal pertamanya akan melemah karena
resesi di negara besar menyebabkan pengurangan permintaan terhadap handset
telepon selular. Sony Ericsson menegaskan akan memangkas
karyawannya lebih banyak dari yang telah
diumumkan tahun lalu, sebagai upaya
menurunkan biaya dan mengembalikan
perseroan ke jalur keuntungan. "Program penghematan biaya yang diumumkan
akan mencakup pengurangan lagi jumlah
tenaga kerja yang diperkirakan 2.000
karyawan," kata perseroan dalam
statemennya. Kelesuan ekonomi dunia telah mengurangi
pembelian handset telepon selular dan
elektronik oleh konsumen. Selain itu Sony
Ericsson dan pemimpin pasar Nokia juga harus
bersaing dengan sukses iPhone Apple, yang
mendominasi segmen pasar atas. Nokia melaporkan anjlok 90% atas laba
bersihnya selama kuartal pertama dan
penurunan penjualan lebih dari 25%. Ericsson mencoba untuk memfokuskan
bisnisnya di negara-negara yang pasarnya
sedang berkembang cepat untuk mengurangi
ketergantungannya pada pasar tradisional di
wilayah Eropa yang hampir jenuh pasarnya. Dengan cara itu perseroan hanya menjual
teleponnya pada segmen bawah yang
harganya lebih murah dan kompetisinya lebih
ketat. Namun menurut analis produk-produk
akan sulit masuk di pasar negara berkembang
seperti China dan India. Di kuartal keempat tahun 2009, Sony Ericsson
mengalami rugi sebesar 187 juta euro.
Analisis :
Contoh Kasus : Sony Ericsson.
Setelah di amati, kasus tersebut termasuk kedalam Model Kepemimpinan Kontingensi. Kenapa? Karena aspek - aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional dengan watak atau tingkah laku dan gaya kepemimpinan dan kesesuaian situasi yang dihadapi perusahaan tersebut. Cara mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan model Kontingensi adalah :
1. Melihat situasinya, perusahaan harus membuat produk yang lebih inovatif dalam mengembangkan produknya. Jika ini tidak di lakukan, perusahaan yang sejenis akan terus 'menghancurkan' perusahaan Sony dengan mengeluarkan produk - produk terbaru dan tercanggih mereka yang lebih disukai oleh konsumen. Sehingga peluang pasar untuk Sony semakin menipis.
2. Jika tidak, produk yang sudah ada pada Sony dibenahi. Sebagai contoh, Key Pad di buat dengan bahan yang tidak mudah terkelupas oleh kuku penggunanya, Video dan Foto memiliki resolusi yang tinggi, dan baterai yang memiliki daya tahan yang lama.
3. Untuk mendongkrak penjualannya, Sony mungkin bisa menggandeng Google dengan Androidnya seperti yang dilakukan oleh Samsung, ZTE, Motorola, Nexian, dan lain-lain. Sehingga masih dapat bersaing dalam pasar SmartPhone.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar